Kanker | Patah tulang | Gangguan jantung | Sembelit |
Diabetes Mellitus | Bronkhitis | Sakit gigi | Gangguan liver |
Tumor | Masalah kulit | Gangguan pencernaan | Wasir / Ambeien |
Gangguan ginjal | Lemak tinggi dalam darah | Masalah gusi | Sclerosis |
Influenza dan batuk | Herpes | Sakit maag | Arthritis |
Bengkak | Asam urat / Rhematik | Demam berdarah | Parkinson |
Asthma | Jerawat | Masalah kewanitaan | Penyakit akibat radiasi |
Luka bakar | Demam / sakit kepala | Demam typhoid | Dan Lain-lain |
TBC | Alergi | Hepatitis |
Propolis adalah 100 % zat alami yang di dalamnya terdapat antibiotik alami bebas racun yang efektif untuk melawan bakteri, jamur dan virus tanpa efek samping. Namun dalam penggunaannya, propolis kadang-kadang bisa menimbulkan tindak balas. Tindak balas adalah pengaruh positif yang disebabkan karena adanya aksi-reaksi di dalam tubuh yang menandakan propolis sedang bekerja. Tindak balas bersifat sementara dan biasanya masih berhubungan dengan jenis penyakit yang diderita.
Lain halnya dengan zat yang terkandung di dalam obat sintetik yaitu yang struktur kimianya dibuat mirip dengan zat alami aslinya. Obat sintetik ini dapat diproduksi dalam jumlah banyak sehingga harganya murah, namun dapat menimbulkan efek samping. Efek samping adalah pengaruh negatif yang bersifat sementara atau permanen dan biasanya tidak berhubungan dengan penyakit yang diderita.
Propolis vs Obat Sintetik
Ketika seseorang sakit dan pergi ke dokter, maka yang biasa diberikan oleh dokter antara lain adalah sebagai berikut:
- Obat penurun demam
- Obat penyembuh sakit yang diderita
- Antibiotik sintetik
- Vitamin, dan
- Obat yang lain.
Di dalam propolis sudah terdapat vitamin, asam amino, antibiotik alami, penetral racun, dan zat yang lain seperti zat yang dapat menurunkan demam dan sebagainya. Namun propolis dapat digunakan bersamaan dengan obat dari dokter.
Dosis fleksibel
Propolis dapat diberikan tanpa dosis, tetapi saat penggunaannya ada ketentuan dengan banyaknya jumlah tetes. Yang dimaksud tanpa dosis di sini adalah propolis dapat dipergunakan (diberikan) dalam jumlah yang fleksibel, tergantung kemampuan tubuh, jenis penyakit dan umur. Jadi sebenarnya tidak ada batasan namun penggunaan propolis yang paling optimal adalah tidak lebih dan tidak kurang sekitar jumlah tetes yang telah ditentukan, sebab jika jumlah tetes berlebihan sedangkan penyerapan tubuh terbatas maka sebagian akan terbuang, sehingga tidak efektif dan tidak ekonomis.
Sebagai patokan umum, anjuran pemakain propolis adalah sebagai berikut:
Untuk orang yang sehat (menjaga kesehatan): Sehari 2 s/d 5 kali, masing-masing 3 s/d 5 tetes.
Untuk orang yang sedang sakit: Sehari 4 s/d 5 kali, masing-masing 5 s/d 7 tetes.
Untuk penyembuhan luar: oleskan propolis secara merata pada bagian tubuh yang luka atau terbakar
Tiada Kadaluarsa
Karena propolis sendiri merupakan anti bakteri, anti jamur, anti kuman dan anti virus, maka dalam penyimpanan yang normal akan tetap bebas dari kontaminasi jamur, bakteri, kuman dan virus sehingga menjadikan propolis awet hingga bertahun-tahun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar